Senin, 07 April 2008

tentang orang orang tercinta

dimataku mereka begitu berarti, sangat berarti sampai-sampai aku rela mengorbankan apa saja, demi kebahagian mereka. Bagiku mereka adalah orang-orang tercinta...
Adalah ibuku, ibuku, dan ibuku wanita pertama yang kukenali didunia ini, wanita pertama yang kucintai, wanita pertama yang selalu kurindui. Ditangannya, aku belajar menjadi seorang wanita, dalam lembut suaranya ku pelajari cara menghadapi dunia.
ibuku, adalah seorang pejuang yang bangun kala adzan subuh berkumandang, dan kembali kerumah saat petang mulai menjelang, Dia ibuku seorang nyonya kepala KUA yang begitu gigih ikut mencari nafkah, meski harus duduk bersama para pedagang kaki lima, tanpa sedikitpun merasa risih, tanpa secuilpun merasa jeri.
Dia ibuku yang pada usia lima belas tahun sudah menghidupi dirinya sendiri, dia ibuku yang tak pernah merasa lelah walau tubuhnya mulai menua dan ubannya sudah mengintip dimana-mana ..., dia kawan yang surga ditelapak kakinya kuharapkan, dia kawan yang tangisnya tak kan mampu kubiarkan.... dia.. ibuku
kalau kau kenal ayahku untuk pertama kalinya kau akan mengerutkan kening, kakimu akan reflek melangkah teratur... mundur, tapi kawan coba lihat dibalik tubuh kekar yang hitam dan wajahnya yang sangar menyeramkan. Ayahku adalah ayah terbaik didunia, sekalipun kawan, tak pernah tubuh ini dipukulnya, yang kuingat tentang ayahku adalah elusan sayangnya di rambutku saat kusakit, saat ku pergi menuntut ilmu, saat aku berhasil meraih sesuatu
ayahku... kawan adalah seorang pendekar besar, tapi aku selalu tahu dibalik tubuh lelah yang mulai ringkih ayahku adalah orang yang paling lembut, dan paling lucu sedunia. Kawan dia segalanya, senyumnya, tawanya dan kebahagiaannya adalah segala hal yang akan kucoba untuk mewujudkannya.
Tahukah kawan, bahwa ayahku mengendarai motor hondanya menyusuri jalan berliku dan tak beraspal setiap tiga hari dalam seminggu. ayahku menginap disebuah kos-kosan sempit tidur beralas kasur ditemani sebuah rice cooker, kuali dan kompor minyak, dia kawan ayahku yang mulai menua tapi tetap bersemangat bekerja demi kami....kawan... kami..anak-anaknya.
Mereka kawan.....merekalah orang orang tercinta, maka jangan salahkan aku kalau aku begitu memuja meraka karena kalau mereka orang tuamu maka kau akan mencintainya sebanyak diriku
maka jika kini kau sedang duduk ditrotoar jalan, merenung karena habis beradu mulut dengan orang tuamu, atau mungkin kau sedang duduk didepan internet, merasa jenuh karena mendengar wejangan-wejangan panjang yang kau anggap kolot dan tak bermutu..(menurutmu)
maka ingatlah kembali setiap tetes keringat yang mereka tumpahkan untukmu, kenanglah setiap senyum bangga mereka saat kau dengan bangga meneriakkan ditelinga mereka ayah!!!! ibu!!!,anakmu juara satu ~!!!!
ingatlah kawan... maka kau akan menangis sambil tersenyum seperti aku sekarang

Tidak ada komentar: