Minggu, 26 April 2009

MY LOVE STOR-E

Chapter 1
My love in memorial
Aku berjalan dalam diam menelusuri semua kisah cinta dalam hidupku. Ada cinta yang tak berbalas, ada cinta yang di cari hanya untuk pemenuhan status, ada perselingkuhan, balas dendam…semua kulalui tanpa rasa lelah dan jenuh. Tapi hari ini di keheningan malam yang sunyi… aku terpekur dalam mencari arti dari semua perjalanan cinta ini. Apakah semuanya adalah aliran cerita yang diplot untuk hanya bermuara pada satu cinta. Aku masih saja bertanya-tanya
Adalah gandiyansah… seorang pemuda yang menyimpan impian masa depannya dengan harapan yang menggebu, senyumnya, mata elangnya, selera humor dan pandangannya yang memancarkan seluruh energi di semesta raya. Mengurungku dalam cinta tak berbalas selama bertahun-tahun.
Aku ada disampingnya, tertawa dan menangis bersamanya namun untuk berkata cinta. lidahku kelu diam seribu bahasa. Saat ia tersenyum aku merasa langitpun tersenyum menyapa dunia, saat ia duduk disampingku aku merasa dunia sedang berputar disekelilingku . pemuda itu adalah cintaku, cinta pertama tanpa kata, yang diam seribu bahasa. Meski perih hidup dengan hanya melihatnya, meski sakit melihatnya tersipu untuk sosok yang lain. aku tetap mencintainya. Absurd dan tak masuk akal memang. Tapi memang benar adanya. cinta itu masih mengukungku bahkan sampai kelak seseorang ada bersamaku ia tetap hidup dalam detak jantungku, berdebar debar layaknya kenangan cinta pertama .
Lalu disuatu saat yang lain erfan datang , menawarkan cinta. Meski hatiku telah dicuri tapi hidup adalah panggung yang harus dijalani. Dan atas nama harga diri dan pergaulan semata kusambut uluran cinta dari seseorang yang bahkan tak mengirimkan getar didada. kujalani hariku bersama seseorang… sejenak kureguk indahnya masa muda bersama kekasih pertama, penuh warna namun satu pertanyaan berputar didalam dada benarkah ku benar-benar cinta?
Pertanyaan itu terjawab saat lutfi datang, ternyata cinta yang kusemai bersama erfan tak lebih dari sebuah fatamorgana semu. Sebut saja aku wanita jalang yang menelikung dari belakang, namun harus aku akui, cinta yang tak pernah ada dalam hati menjadi bom waktu yang berujung pada sebuah perselingkuhan. Cinta terlalu rumit untuk diuraikan, dan disaat yang sama cinta terasa begitu gamblang untuk dijabarkan. Aku memiih untuk menyakiti erfan, yang dengan berat hati melepaskan aku untuk lutfi. Saat itu terasa sulit untukku memilih antara cinta setengah hati atau seseorang yang dating dengan kasih yang seakan tak bertepi. Namun hidup adalah pilihan dan aku dihadapkan pada sebuah keputusan. Keputusan untuk bahagia. Dengan penuh sesal atas kesakitan yang kutimbulkan akupun memilih untuk meninggalkan erfan.
Ingatlah kisah ini kawan sebagai sebuah pelajaran, saat kau bercinta dimasa depan. jangan memulai percintaan dari penderitaan yang kau sebabkan atas seseorang . karena percintaan itu tidak akan berakhir bahagia. Lutfi yang kukira kekasih hati tak lebih dari persinggahan sementara yang meninggalkan luka yang begitu menganga dalam dada. Untuk waktu yang lama aku memilih untuk sendiri. Saat itu aku lelah dengan rasa yang seakan tiada ujungnya… dan disaat kumerasa semua akan baik baik saja selama aku masih memiliki bayangnya… ia pun pergi, gandi pergi meninggalkan satu-satunya tempat yang menghubungkan kami, meninggalkan kenangan yang terukir dalam sanubari. Saat ia tak ada aku merasa kosong, jiwaku hampa tanpa suara dan canda tawanya… tapi hidup terus berjalan dan sang pemilik hidup mengantarkan aku pada ediyansah
Satu lagi chapter cinta yang kuukir karena tuntutan pergaulan. Sebut aku lemah dan picik. Namun apalah daya kawan aku tak lebih dari seorang gadis yang baru tumbuh. bagiku apresiasi orang-orang disekelilingku adalah segalanya. maka dari situlah semua bermula , awal dimana aku memilih untuk berjalan dalam pusaran hubungan yang dibangun tanpa dilandasi rasa cinta, status tidak jomblo menjadi alasanku memilih edi… ketidakdewasaanku berbuah pahit, tak perlu waktu lama sampai aku akhirnya menelan pil derita didua cinta, aku yang berharga diri tinggi merasa terpuruk dalam kubangan amarah akan pengkhianatan yang edi lakukan dibawah hidungku. Sebut saja Desi teman satu angkatan yang kebetulan berada disatu kelas yang berbeda ia datang dengan berurai aimata mengadukan kisah cintanya.
Dihadapan semua orang aku duduk sebagai tersangka dengan tuduhan merebut kekasih orang. Aku meradang tak terima diperlakukan seakan aku wanita murahan. Tak ada kisahnya seorang aku mennginjak rumput ditaman orang lain. Bergegas kucampakkan edi, meski ia mengiba mengurai janji bahwa hubungannya dengan desi tinggal menghitung hari, bagiku hati tidak boleh dibagi-bagi. Dengan tegas kubuat pilihan, aku memilih untuk menyerahkan edi kembali ketangan seorang yang lebih berhak.
Dalam hidup aku berprinsip bahwa jika seseorang berlaku baik padaku maka aku akan membalas kebaikannya dengan seratus kebaikan yang lebih banyak dari kebaikan yang ia berikan padaku. Tapi jika orang itu berbuat satu kejahatan padaku maka kan kubalas semua itu dengan kejahatan yang seribu kali menyakitkan. Aku adalah peran antagonis dipanggung kecil hidupku, dalam hatiku yang rapuh aku menyimpan kesumat atas semua luka yang tertoreh dihatiku. Maka akupun menyusun langkah melihat celah. Menyusun puzzle-puzzle pembalasan dendam padanya yang menyakitiku.
Faroni target balas dendamku, sahabat edi teman masa kecilnya. Kutampik fadli yang mengirimkan sinyal cinta kutepis ali yang merapat dengan mesra. Pembalasan dendam terasa jauh lebih menggoda. Perburuan dimulai jerat asmara mulai dipasang, senyum manis berbalut bisa cinta kutebar disekelilingnya.
Iapun terpikat terjerat erat dalam jebakan cinta yang telah kusiapkan, kulambungkan asanya kutinggikan harapnya seakan aku adalah miliknya. siapa nyana semua itu tidak lebih dari sekedar cerita tanpa makna.
Pepatah lama mengatakan janganlah engkau bermain api, nanti api itu akan membakarmu. Itulah yang kemudian terjadi padaku .aku terbakar api cinta yang kubuat sendiri. Aku terperosok dalam kubangan yang dalam aku gali. Cinta yang tadi kukira hanya tipuan berubah menjadi perasaan yang memabukan.
Aku jatuh cinta padanya, kini tak jelas siapa mempermainkan siapa yang pasti bersamanya aku bahagia. Tapi itupun tak lama. saatnya untuk berkemas, masa muda yang singkat sudahlah lewat. Jembatan kedewasaan sudah menanti untuk aku sebrangi. Tanah sebrang menjanjikan harapan masa depan yang lebih meng ugiurkan sehingga aku memilih pergi meninggalkan setiap jejak masa lalu dibelakangku tanpa pernah kutoleh lagi. Semua kisah cinta kubuang diantara buih-buih lautan. Mencoba menghapus semua kenangan. Menatap tegak kedepan tanpa rasa takut..

Chapter 2
Cinta untuk gandi
Kukira cinta tak berbalas akan hilang ditelan waktu tapi mengapa hatiku tetap berdetak lebih kencang saat kau ada disekelilingku. Satu tahun berlalu sejak perjumpaan terakhir kita.
Apa yang kau hembuskan disela-sela nafasmu sehingga aku terus terlena dalam buai asmaraku padamu. Padahal kau tak pernah tahu… tak pernah mau tahu jika hatiku menyebutmu dalam do’aku. Meski setahun lalu kau pergi meninggalkan aku tapi jiwaku mencari-carimu. Tak bisa tanpa dirimu. Meski banyak orang dating dan pergi engkau tetap bersemayam dalam hati seakan disitulah tempatmu seakan hati ini tercipta hanya untuk mencintaimu
Mengapa kau begitu buta, tak bisakah kau dengar ada yang berteriak didalam dada. Tak sampaikah getar-getar cinta yang kukirim padamu. Oho sepertinya engkau tahu tapi kau memilih untuk menjadi acuh, rasa nyaman untuk tetap memilikiku tanpa harus bersamaku membuatmu seakan punya kuasa akan diriku. Kesal memang tapi benar adanya bahwa aku benar-benar cinta
Ketika garis nasib mengirimkan aku kepulau jawa untuk menuntut ilmu agama aku mulai belajar bahwa cinta sejati hanya milik ilahi. Aku mulai berbenah diri , memulai hari mencoba menjadi manusia yang lebih baik.
Namun seiring waktu berlalu, hati tetap menggemakan namamu bergetar hebat didekatmu. Begitulah kenangan cinta pertama. Geloranya membakar jiwa. Aku adalah pecinta yang sunyi… menatap diam dalam sepi. Kusimpan rapat setiap jengkal langkah rindu yang kutanam untukmu. Wahai engkau kekasih jiwa.
Dan engkaupun menatapku, menyadari eksistensiku sebagai bunga idaman yang sudah layak disunting seorang pangeran… tapi apalah daya tangan tak sampai, dimatamu kini kutak lebih dari sekedar adik kecil. Aku tersenyum lemah tak mampu lagi bertahan, cintaku layu sebelum berkembang menjadi taman idaman.
Namun aku percaya takkan terlerai kasih antara aku dan dirimu. Aku mecintaimu setulus fajar menanti matahari, seikhlas bunga menanti lebah untuk menghampirinya.
Duhai engkau yang kurindui, kusimpan nama dan kisahmu dalam hatiku. Kan kujadikan kenangan masa muda berharap kisah ini menjelma menjadi cerita indah yang kelak kan kuceritakan pada dunia.
Hari demi hari berlalu bulan berganti dan tahun mulai berputar meninggalkan setiap jejak kenangan. Aku mendapati rindu masih melekat dalam hatiku tanpa mampu kuubah arahnya. Cinta pertama adalah cinta yang takkan terlupakan seperti itulah perasaanku padamu. Empat tahun sudah berlalu masa remaja yang menggelegak penuh pesona kini tidak lebih dari sepenggal kisah. Seharusnya waktu yang terbilang lama sudah lebih dari cukup untuk menghapusmu dari sanubariku. Tapi tidak jua, dirimu masih merajai mimpi dan hidupku.
Sampai kemudian aku mulai belajar untuk benar-benar melepaskanmu, menghapus bayangmu dan menempatkanmu sebagai masa lalu. Aku mulai memasuki masa dewasa, mulai kufahami bahwa aku tak boleh terus berlari dengan membawa bayangmu disisiku. dengan tertatih aku membuang satu demi satu kenangan itu. Perlahan tapi pasti semua pintu hatiku kututup untuk dirimu. Mulai saat ini kumaju menyongsong hari baru. Hari-hari tanpa kenanganmu dihatiku.
Selamat tinggal gandi…selamat tinggal cinta pertama, cintaku ini cinta pertama bertahun lama, kusimpan dalam jiwa. Kulepas bukan karena benci, tap karena sudah tak aku sanggupi lagi terperangkap dalam cinta ini. Selamat tinggal gandi pemuda elangku yang tampan. kulepas engkau dalam damai. Kuharap kelak ada jawaban dari cintaku yang bertepuk sebelah tangan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

busyet dah..cerita ra sedih amat!...tapi yg penting aku mo bilang...ra ra jago deh untuk nulis cerpen..aku belajar dari ra ah....oya liat blogku ya..ada cerpen disitu..tolong dikriktik sepedaspedasnya