jalan menuju impian itu sangatlah terjal, begitu banyak perjuangan dan pengorbanan yang kucurahkan demi sebuah harapan dan angan-angan bernama impian...
adalah IELSP bea siswa untuk mengikuti short course selama dua bulan ke negri paman sam. berawal dari keberhasilan kakak-kakak kelas yang pernah mencicipi manisnya menuntut ilmu disana, akupun merajut asa mengurai usaha demi sebuah cita-cita bertandang ke amerika.
maka mulailah aku dan tiga kwanku berjibaku, menyingsingkan lengan baju berjuang dengan segenap akal, tenaga dan fikiran kami. berjuang demi sebuah kata "mimpi"
demi beasiswa itu kami harus menempuh tiga rintangan.
rintangan pertama adalah test TOEFL, bukan main kawan padahal baru sekali ikut test toefl, prediksi pula, sudah kadaluarsa lagi, (secara kawan test itu kuambil dua tahun yang lalu) aku dengan jumawa pergi kemenara imperium lantai 28 menuju kantor IIEF dengan uang 250 ribu(untungnya waktu itu baru dapat uang arisan)ditangan berseru dengan semangat berkobar kobar "mbak saya mau mendaftar test TOEFL"
kau pasti berfikir alamak berani kali gadis ini, ikut test TOEFL ITP hanya bermodalkan buku baron, paper structure(yang pada akhir test hilang ketinggalan dicounter hp), dan latihan kilat diwarnet.
lalu selama 4 hari akupun bermetamorfosa menjadi kutu buku, kubawa buku structureku kemana-mana, kukerjakan soal-soal toefl itu sampai larut malam. Setelah empat hari otakku digodok dalam kawah candradimuka, waktu ujianpun tiba. aku dan kawan-kawanku janjian bertemu di gerbang masuk UIN, rencananya kami akan berangkat bersama-sama menuju wisma PKBI(tempat dimana ujian itu dilaksanakan), sesampainya ditempat ujian kutemui dua kawanku yang sudah menunggu
"sory ya bu, telat" kataku
"mila kira mila yang telat, eh pas dah nyampe sini ternyata mila yang duluan"
" sorry deh bu, sorry" sesalku lagi
" that's oke koq ra kita juga msih nungguin fahmi" kata ika
sembari menunggu fahmi, obrolanpun berlangsung santai, secara tidak sengaja mataku pun tertuju pada papan ujian(itu lo papan triplek yang biasa dipakai untuk UAN), meihat itu akupun bertanya " emang harus bawa papan segala mil? bukannya mejanya lumayan datar"
" ya buat jaga-jaga aja ra, daripada entar gak item pas ngisi lembar jawaban"
"kamu bawa juga ka?" tanyaku pada temanku yang lain
"iya..." jawab ika. Waduh pikirku pada bawa ni masa gue gak sih,
"emang rara gak kepikiran mesti bawa papan segala?, mila sih udah prepare dari kemarin"
" ya nih gimana dong ya..." keluhku
"mungkin fahmi punya kali ra, dia kan ujiannya jam sebelas gitu, pinjam aja papan dia dulu"
" betul juga! " seruku, segera kucoba menghubungi fahmi ternyata nihil kawan ternyata si fahmipun tidak memiliki papan itu, maka dengan wajah bermuram durja kuhampiri kedua kawanku
" udah ra beli aja, tuh ada toko disebrang"
maka dengan tergesa kusebrangi jalan dan dengan segera kubeli papan triplek itu.
setelah papan sudah terbeli kamipun segera berangkat,
sesampainya diwisma PKBI, ternyata baru segelintir orang yang sudah datang. kamipun duduk dibangku yang sudah disediakan, sambil menunggu pengawas ujian, dan pintu dibukakan kawanku mengeluarkan kotak pinsilnya, betapa terkejutnya aku kawan, ternyata kawanku membawa tiga buah pinsil..tiga buah pinsil belum lagi reda aku dari rasa terkejut, aku melihat kawanku itu meraut kedua ujung pinsil weleh weleh bukan main kalau dikalkulasi kawanku ini sudah punya enam pinsil sekaligus!!!!
aku meludah dengan susah payah
" banyak amat pinsilnya mil" komentarku
"emang, kemaren mila dibilangin ama kak asep, katanya kalau mau ujian siapin pensil yang banyak, soalnya gak akan ada waktu buat ngeraut. mati aku batinku panik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar